Minggu, 04 Agustus 2024

CERPEN : PERJALANAN MENYEMBUHKANKU

PERJALANAN MENYEMBUHKANKU


Pagi ini datang dengan perlahan, seperti selimut lembut yang menutupi kota. Sinar matahari yang pertama kali menembus celah-celah tirai membuat bayangan-bayangan menari di dinding kamar. Suara kicau burung yang merdu seakan memanggil dari kejauhan, mengundang semua yang terbangun untuk menikmati hari yang baru. 

Di teras rumah, aku duduk bersandar dengan pandangan kosong, melamun menatap lalu lalang masyarakat desa. Angin sepoi-sepoi membawa aroma segar embun pagi, menyusup dan membelai lembut wajahku. Dunia tampak seperti lukisan yang baru diwarnai, penuh harapan dan cerita yang belum terungkap.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba merasakan setiap detik angin yang lewat. Dalam lamunanku, aku dikagetkan dengan suara dering ponsel disampingku. Notifikasi yang kutunggu akhirnya muncul. Pesan yang biasa kuterima setiap hari libur. Tugas lain yang harus kulakukan.


Pukul 07.00 WIB...

Pagi ini, saat matahari mulai merayap naik di langit timur, Aku melaju di atas motorku, menderu melewati jalan-jalan yang masih lengang. Angin sepoi-sepoi menyentuh wajahku, tapi pikiranku tetap sibuk berkelana. Rasa kecewa karena sesuatu yang masih belum luntur sedikitpun dan rencana masa depan yang masih buram saling berlompatan di benakku. Terkadang aku tersenyum sendiri, mengingat hari-hari yang menenangkan, namun sekejap kemudian raut wajahku mengeras, teringat betapa bodohnya diriku yang terlalu sering berempati dan bersimpati kepada mereka yang masa bodoh dengan tanggungjawabnya, juga tentang rencana masa depan yang kian hari kian terlewati. Di antara deru mesin dan desir angin, aku berusaha menemukan jawaban atas kegelisahan hatiku, bertanya-tanya apakah arah hidupku sudah benar atau justru tersesat di persimpangan takdir.


Pukul 09.30 WIB...

Sampailah aku di tempat tujuan. Kutaruh motorku, kurehatkan sejenak tubuhku dibawah pohon. Kurasakan sejenak semilir angin yang menyentuh tubuhku hingga perlahan rasa lelah berkurang sedikit demi sedikit. Tak berapa lama ponselku berbunyi. Notifikasi pesan yang membuatku segera berdiri dan bergegas ke tempat tujuanku.

Setelah kubersihkan diriku, aku masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan itu dipenuhi dengan aroma bunga melati yang lembut, menyebar ke setiap sudut, memberikan suasana yang menenangkan dan menyegarkan. Lantai yang bersih dan berkilau memantulkan cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela kayu jati yang terukir indah, menciptakan efek cahaya yang menambah kesan kesucian. Setiap sudut tertata rapi, dengan buku-buku yang disusun dengan sempurna, memberikan ruang untuk energi positif mengalir dengan bebas.

Tak lama setelah aku duduk, datanglah seseorang bijak. Dengan langkah pelan menghampiriku. Keberadaannya segera menyebarkan ketenangan dan aroma yang semakin harum. Dengan tatapan penuh kedamaian dan senyuman lembut, beliau mengucapakan salam yang dilanjutkan dengan obrolan penuh petuah juga nasihat. Hal yang paling kuingat dan merasuk hingga sanubariku "Hidup ini adalah serangkaian pelajaran, cucuku. Kesalahan bukanlah akhir, melainkan awal dari kebijaksanaan." ucapnya dengan suara yang dalam dan tenang." jangan pernah lupakan bahwa setiap rintangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Jangan takut untuk melangkah, meskipun jalan di depan tampak sulit. Ingatlah, panutanmu di dalam agamamu. Beliau-beliau dihina, diludahi, hingga dilempar batu pun tetap sabar." setiap kata yang terucap dari mulutnya seolah memiliki kekuatan magis, menembus hati dan pikiran. Air mataku jatuh secara tiba-tiba. Hatiku tersentuh oleh kata-kata itu, merasakan beban di dadaku perlahan terangkat. Beliau menyadari bahwa dalam setiap kesalahan ada peluang untuk belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.


Pukul 12.00 WIB...

Setelah berbincang cukup lama, aku berpamitan dan pulang. Di tengah terik matahari siang, aku yang mengandarai motor sambil termenung, merenungkan nasihat yang baru saja kuterima. Suara mesin motor yang bergetar seolah menjadi latar belakang sunyi dari pikiranku yang penuh gejolak. Kata-kata bijak dari seseorang yang sangat kuhormati terus bergaung dalam benakku, menembus kegelisahan yang beberapa hari ini menghantuiku. Di bawah langit biru tanpa awan, aku mulai menyadari bahwa nasihat tersebut adalah kunci untuk membuka sudut pandang baru dalam hidupku, memberikan arah dan tujuan yang baru.


Akhirnya...

Setelah melalui begitu banyak keraguan di hati dan pikiranku, akhirnya aku sedikit lega. Aku sangat bersyukur, ketika setiap keraguan di hati dan pikiranku muncul masih ada beliau-beliau yang selalu membingbing dan menuntunku kembali ke tujuanku. Tak kusangka, sebuah pesan dapat membawa air mata haru yang mengalir tanpa henti. Aku menyadari bahwa pencarian diriku tidak hanya membawa jawaban atas masa lalu, tetapi juga membuka sudut pandang baru dalam hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar